3 Nasihat Habib Luthfi bin Yahya bagi Pencari Ilmu, Habib Luthfi bin Yahya dalam tausiahnya beliau menyampaikan beberapa nasihat untuk para pencari ilmu agar ilmu mereka berkah dan manfaat.

Diantara nasihat Habib Luthfi bin Yahya kepada para penimba ilmu adalah untuk selalu meluangkan waktu membaca Al Fatihah untuk guru.

Habib Luthfi bin Yahya sebut, dengan menghadiahkan Al Fatihah itu salah satu bentuk tanda syukur kita terhadap guru dan berikut 3 nasihat Habib Luthfi bin Yahya bagi para pencari ilmu:

1. Rajin Muthola'ah

Di lingkungan pesantren, istilah muthala’ah menjadi sebuah ciri khas dalam mengkaji, menelaah dan mengupas isi kitab-kitab berbahasa Arab.

Kata muthala'ah berasal dari bahasa arab ( طالع ) yang berarti membaca, membaca dengan teliti, menelaah.

Sedangkan menurut istilah, muthala'ah berarti kegiatan menelaah sebuah pelajaran secara teliti dan mendalam.

Muthala'ah akan sangat akrab jika disandingkan dengan kata santri.

Bukan tidak beralasan, sebab pada kenyataannya santri memang dididik dan diajarkan untuk selalu muthala'ah kembali terhadap pelajaran yang telah ia lalui.

Muthala'ah tidak sebatas oleh dan untuk santri, para Masyayikh dan Asatidzpun melakukannya sebelum mengajarkan materi di kelas atau hanya untuk sekedar mudzakaroh.

Tradisi semacam ini, tentu sangat dibutuhkan dan patut dipertahankan. Karena dengan banyak mendalami materi sebuah bab pelajaran, akan membuat pembacanya sadar dari luasnya ilmu itu.

"Jangan pernah tinggal mutholaah, dan jangan bosan mengulang -mengulangnya walaupun kitabnya hanya satu. sebab jika rajin mutholaah dengan berkah mu'allif, insya Allah di futuh oleh Allah" ucap Habib Luthfi.

"Imam-imam kita itu karya-karyanya luar biasa, Imam Ibnu Hajar tiap malam baca sholawat sebanyak 20 ribu, Imam Nawawi 40 ribu, dan Syeikh Abi Zakariya al-Anshori tiap malam baca sholawat sebanyak 30 ribu, sampai ketika disebut nama Rasulullah hati mereka bergetar." Tambahnya.

2. Khidmah kepada guru

Khidmah adalah satu cara meraih berkah ilmu. Khidmah dapat diterjemahkan dengan pengabdian.

Jadi seorang ilmuan kepada orang yang mengabdi, baik gurunya, lembaga pendidikannya, atau kepada masyarakat pada umumnya.

Tujuan utama dari khidmah adalah untuk menciptakan hubungan batin yang kuat antara murid dengan guru dan mendapatkan keridhoan guru .

Jika guru sudah ridha kepada murid, itu alamat sang murid akan berhasil. Keridhaan guru merupakan keberhasilan pertama murid.

"Yang kedua, jangan tinggal kidmah kepada guru walaupun hanya sedikit, itu yang menjadikan sebab terbukanya mafahim yang luar biasa." Ujar Habib Luthfi

3. Kirim Al Fatihah

"Yang terakhir, jangan tinggal kirim hadiah fatihah kepada guru, saya paling tidak suka kalau ada santri sampai melupakan gurunya, sebab kunci futuh itu ada di tangan guru, walaupun si santri lebih alim dari gurunya."  Ucap Habib Luthfi

"Dulu selama di pondok, saya ikut mencangkul, Matun (menyiangi padi), Derep (memanen). semua itu saya kerjakan atas perintah guru."

"Selama di pondok, Saya tidak pernah menempatkan diri Saya sebagai seorang Sayyid (Habib). Saya selalu menempatkan diriku hanya sebagai seorang santri. Walaupun sebenarnya guruku (Kiai Muhammad Kaukab bin Muslim bin Sholeh) tahu nasabku."

"Pendiri Pondok Pesantren Benda Kerep yakni Kiai Sholeh, itu murid buyutku (Habib Umar bin Thoha bin Yahya Indramayu), Beliau sholat berjamaah subuh dengan wudhu sholat isya sebagai ma'mum di belakang Habib Umar selama 25 tahun."

"Kalau mau mencari Orang-orang yang alimnya melebihi Kiai Sholeh, banyak kita temui, tapi kalau mau mencari orang yang pangkat kewalianya tinggi seperti beliau, jarang kita temui."

Penulis : Muhammad Fauzan di facebook Ala_nu


📸 Maulana Habib Muhammad Lutfi bin Yahya

      dalam Maulid Nabi Muhammad SAW di Kanzus

      Sholawat Kota Pekalongan Jawa Tengah

      Ahad, 4 Rabi'ul Tsani 1444 H/ 30 Oktober 2022