Tentu sudah masyhur di kalangan pengikut Madzhab Syafe'i ke faqihan al Hafidz Ibnu Hajar Asqalani


, beliau banyak sekali mengarang kitab, salah satu karya fenomenalnya ialah kitab"Fathul Bari"(Kemenangan Sang Pencipta).

Kitab ini merupakan syarah kitab shahihnya Imam Bukhari dan disepakati sebagai kitab penjelasan yg paling detil yg pernah dibuat.


Mengenai tahun penyusunannya ada juga yg menyebutkan bahwa kitab itu mulai ditulis tahun 817 H & selesai tahun 842 H artinya hampir 25 tahun untuk "Mengeksekusi"Shahih Bukhari dalam penjelasan dari tiap-tiap hadist yg ada. Maka tidak mengherankan bila dibanding kitab syarah hadits lainya kitab itu (Fathul Bari) paling bagus, teliti & sempurna.


Selain hadist² riwayat imam Bukhari yg di syrah dalam Fathul Bari, juga ada "Hadist² riwayat ulama² ahli hadist lain sebagai pelengkap, penguat dari penjelasan yg ada mulai dari aswabul wurud (peristiwa yg menyebabkan Rasulullah bersabda)".


Ketelitian Syeikhul Islam Ibnu Hajar al Asqalani dalam menjelaskan asbabul wurud hadist disajikan dengan bahasa yg lugas, disertai tarilkh yg mendasari hadist tersebut, dalam Fathul Bari dikisahkan :

"Suatu ketika seorang laki-laki melintas di hadapan Rasulullah. Orang itu di kenal sebagai pekerja yg giat dan tangkas. Para sahabat kemudian berkata :

“Wahai Rasulullah,andai bekerja seperti dilakukan orang itu dapat digolongkan jihad di jalan Allah (Fi Sabilillah) maka alangkah baiknya.

”Mendengar itu Rasulullah Muhammad pun menjawab :

"Kalau Ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yg masih kecil, maka itu Fi Sabilillah, kalau ia bekerja untuk menghidupi kedua orang tuanya yg sudah lanjut usia,maka itu Fi Sabilillah, kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta maka itu Fi Sabilillah.”

(Hr.Thabrani).


Ibnu Abbas pernah mendengar Rasulullah bersabda :

”Siapa saja bersusah payah dalam bekerja, maka sore itu ia diampuni(Dosa -Dosanya)”.

(Hr.Thabrani).

Riwayat hadist tersebut di jelaskan Ibnu Hajar al Asqalani berkenan dengan peristiwa Rasulullah "mencium tangan seorang Tukang Batu"?.


Sepulang dari perang Khandaq, sa'at situasi kaum muslimin kembali "Normal". Rasulullah berjumpa dengan salah seorang sahabat bernama Sa'id Al Khudri di salah satu sudut kota Madinah. Penampilannya lusuh tubuhnya hitam dengan sisa bau keringat menyengat disebabkan ia bekerja kasar sebagai seorang tukang pemecah batu di bawah terik matahari. Saat dijumpai Rasulullah, ia sedang bekerja memecahkan batu² besar dengan palu. Pekerjaan itu sudah lama ditekuninya demi memberikan nafkah untuk anak istrinya. 

Sa'id Al Khudri tampak tersipu malu-malu menjulurkan tangannya saat Rasulullah mengajaknya bersalaman. Ia menyadari tangannya kasar dengan kepalan² yg sangat menonjol dan mengeras.


"Ada apa dengan tanganmu wahai Sa'id?" tanya Rasulullah sembari memegangi tangan sahabat itu.

"Tanganku ini melepuh ya Rasulullah", karena begitu banyak pekerjaan yg harus aku selesaikan," demikian jawaban Sa'id Al Khudri malu².


Rasulullah terenyuh melihat perjuangan Said mencari rizky Allah Swt yg halal tanpa mengemis dan meminta-minta. Mendengar jawaban itu Rasulullah segera menggenggam tangan sahabatnya. Sesa'at kemudian, Rasulullah mencium" telapak tangan yg melepuh tersebut seraya bersabda :

هذه يد لا تماسح نار ابدا

"Hadzihi yadun la tamatsaha narrun abada”

(Inilah tangan yg tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya").


Terang saja, Sa'id Al Khudri merasa tidak pantas, tangannya yg kasar, kotor, berdebu, berpeluh keringat itu dicium oleh seorang Nabi dan Rasul yg mulia. Sa'id Al Khudri berusaha melepasnya. Namun Rasulullah menariknya.

"Biarkan wahai Sa'id, biarkan tangan ini nanti yg akan membawamu ke syurga!".

Sa'id Al Khudri terenyuh, tangisnya sesegukan, dia tidak membayangkan tangannya yg hina ternyata memiliki mulia di sisi Allah dan Rasul-Nya, yg dinilai dengan nilai ganjaran syurga.


Apa mskna dari kisah ini? Rasulullah mengajarkan kepada kita bahwa tangan pekerja yg kasar,dekil dan kotor sekalipun memiliki kemuliaan di sisi Allah dan RasulNya dikala dipergunakan untuk mencari sesuap rezeki yg halal & berkah.


Imam Bukhari meriwayatkan dari Sai'd al Khudri bahwa Rasulullah bersabda :

"Sesungguhnya di antara dosa² itu,ada yg tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat”.

Maka para sahabat pun bertanya : “Apakah yg dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?.

Beliau menjawab :

”Bersusah payah dalam mencari nafkah.”

(Fathul Bari).

والله اعلم