SHEIKH MAHMUD EFENDI 1927-2022, Bagaimana tekad Sheikh Mahmud Efendi rahimahullah dalam menghidupkan sunnah?

"Beliau safar 900 KM dari Isntanbul sekedar untuk mengingatkan muridnya yang mencukur jenggot".

Beliau juga pernah mengatakan:" Jika kalian melihatku meninggalkan tiga sunnah Rasul, maka jangan shalat di belakangku".

Beliau adalah tokoh teladan sebagai sosok murabbi ruh, murabbi ilmu, murabbi jasad kepada murid-muridnya. Sekaligus mujahid di zamannya.

Pernah muridnya izin untuk libur belajar sejenak, guna mencari nafkah untuk keluarganya. Mendengar hal itu Sheikh Mahmud Efendi menangis, lalu mengambil perhiasan milik istrinya di rumah, lalu diberikannya kepada si murid atas izin istrinya.

Ia mendapat sanjungan dari ulama Syam seperti Sidi Abdul Fattah Abu Ghuddah, dan Sheikh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi. Beliau juga sempat menjumpai masa hidup Sheikh Muhammad Zahid al-Kautsari.

Hidupnya ia habiskan untuk dakwah, mengajar, dan menegakkan yang ma'ruf serta mencegah yang mungkar. Ia tak meladeni cercaan orang yang mencerca.

Gurunya paling berpengaruh adalah Sheikh Ali Haidar, seorang guru di masa akhir khilafah Turki Utsmani. Sekaligus guru dari sulthan Abdul Hamid II, khalifah terakhir Daulah Utsmaniyah.

Sosok guru yang tiada bandingnya ini pernah mengatakan "Bila buku fikih empat madzhab hangus, maka akan ku tulis kembali dari hafalanku".


Rahimahullah Sheikh Mahmud Efendi


Pemerhati Tokoh

Firman Andre Suryanegara

Klaten, 03 November 2022